Tuesday 7 January 2014

Ini Senja Kita


Kala itu, kau bertanya kepadaku,”mana yang kau sukai, fajar atau senja?” aku memandang jemariku yang berada di genggamanmu. “senja.  Aku suka senja.”, jawabku.  Kau melirik jam di pergelangan tanganmu. “waktu yang tepat.  Maukah kau tinggal disini sebentar lagi untuk menyaksikan matahari kembali ke peraduannya?” aku tersenyum senang. “tentu saja.”  Lalu kau mengajakku duduk di atas pasir putih.  “mengapa kau menyukai senja?”, tanyamu.  “karena perubahan warnanya, aku rasa.  Dan, senja menunjukkan bahwa aku semakin dekat dengan bintang di malam hari.” “ah, bintang.  Aku suka bintang.  Walaupun langit gelap, bintang-bintang itu membuat keadaan tidak segelap yang kau kira.”, ujarmu sambil memandang langit.

Matahari mulai perlahan turun.  “ini senja yang aku tunggu-tunggu.” Aku menatapmu.  Lalu pandangan kita bertemu.  “aku telah tenggelam di mata indahmu layaknya matahari tenggelam di depan kita.  Aku tidak ingin selamat dari sana.” Aku tersenyum.  Lalu aku melihatmu mengeluarkan sebuah kotak kecil.  Sambil membuka kotak tersebut, kau berkata,”perempuan pencinta senja, maukah kau menikmati senja selamanya di sampingku?” pada detik itu juga, kebahagiaan tak terhingga menghujani hatiku.  Aku mengangguk perlahan.  Lalu kau memasangkan cincin di jari manisku.  “ini senja kita, Sayang.” Kau menutup senja hari itu dengan sebuah kecupan lembut di keningku.


-AAz-

No comments:

Post a Comment