Thursday 20 February 2014

Hujan di Pertengahan September

Hujan, dan setiap rintiknya yang masih menyimpan namamu..

“Hari ini hujan turun, Lelakiku.  Semua masih sama, hanya saja… tidak ada kau.” Perempuan itu berkata di depan lelakinya.
“Hari ini 15 September.  Pertama kali kita bertemu, di bawah hujan.” Kata perempuan itu lagi.  Tetapi, lelakinya tetap diam.
“Kenangan tentangmu tersimpan rapi, Lelakiku.  Di sini.” Kata perempuan itu seraya menunjuk dadanya.

Hujan, dan aroma tanah setelahnya yang mengingatkanku akan hangatnya pelukmu..

“Aku menitip rindu untukmu pada hembusan angin, Lelakiku.  Dibisikkannyakah kepadamu?  Semoga saja.” Perempuan itu masih berbicara di depan lelakinya, walau hujan deras mendera dan lelakinya masih diam.
“Aku mencintaimu.  Aku mencintai kenangan tentang September.  Tentang hujan.  Tentangmu.” Perempuan itu menangis di depan lelakinya—di depan pusara lelakinya.  Perempuan itu beranjak menjauh, di tengah hujan.

#FiksiLaguku untuk @KampusFiksi, terinspirasi dari lagu Daughtry – September. :)

Monday 17 February 2014

Waktu

Waktu
Pernah kau dengar nama itu?
Tidak asing pastinya
Tetapi, butuh orang yang benar-benar kehilangan untuk berurusan dengannya

Sekejam inikah tugas Sang Waktu?
Merampas kenangan-kenangan manis,
Menggoreskan luka di jiwa yang sepi



Semua tentang waktu
Semua tentang bagaimana kau menghargai kisah-kisah yang tercipta olehnya
Semua tentang bagaimana kau merelakan kisah yang dijadikannya kenangan

Semua yang muncul karenanya adalah apa yang akan dilenyapkannya

Waktu
Dialah alasan di balik semuanya
Suka, duka, kehilangan, kesepian
Jatuh cinta, patah hati
Gundah, damai
Kau hanya perlu mempelajari rasa apa lagi yang akan dihadirkannya untukmu esok

-AAz-