Mengapa memilih untuk membaca? Pertama, aku ingin menceritakan terlebih dahulu
awal dari “kecanduan membaca”-ku yang belum lama ini.
Waktu itu akhir tahun 2011.
Aku diajak ke toko buku. Lalu
terlintas di pikiranku,”apa yang akan aku lakukan disini?” Aku berusaha mencari kesibukan sendiri karena
anggota keluargaku yang lain sibuk melihat-lihat buku di rak favorit
masing-masing. Lalu aku mendatangi rak berlabel
“Novel Remaja”. Aku mengambil beberapa
buku yang judulnya menarik perhatianku dan kemudian membaca sinopsisnya di bagian
belakang. Aku berpikir, mengapa tidak
mencoba hal baru? Tidakkah bosan jika
mengunjungi toko buku dan hanya pulang dengan tangan kosong? Akhirnya pilihan pertamaku untuk novel
pertama jatuh pada teenlit berjudul “I Love You, Goodbye” karya Fifi
Alfiana. Hanya butuh 2 jam untuk
menyelesaikan novel yang tidak terlalu tebal itu (pada saat itu barulah aku
sadar akan kecepatan membaca yang kumiliki).
Dan pada saat itu juga, aku merasa,”membaca? Menyenangkan!”
Dan mulai saat itu juga, aku tidak pernah keluar dari toko
buku dengan tangan kosong. Awalnya, aku
hanya pulang dengan satu teenlit di
genggaman. Lama kelamaan, aku tersadar,
satu teenlit hanya untuk dua jam? Tidak. Tidak.
Kecanduan ini berhak mendapat lebih.
Lalu ketika selanjutnya aku ke toko buku, aku berganti rak
buku. Dari “Novel Remaja”, beralih ke “Sastra
Indonesia”. Di situ aku menemukan
buku-buku karya Winna Efendi, Fidriwida (Dahlian), dan yang lain-lain. Dan buku novel (benar-benar novel, bukan teenlit) pertama yang kubeli adalah “Promises, Promises” karya Dahlian, yang
tidak lain merupakan nama pena dari Fidriwida.
Dari situlah semua berawal. Dua
tahun yang lalu. Sampai sekarang,
kecanduan itu tidak dapat dihilangkan.
Jika aku menemukan diriku tidak memiliki buku untuk dibaca, aku merasa
kosong. Awalnya buku hanya untuk mengisi
kekosonganku, dan sekarang, tanpa buku aku benar-benar “kosong”.
Membaca membuatmu menyadari apa yang terpendam selama ini
dalam dirimu. Membaca berarti
menjelajahi dunia tanpa meninggalkan duniamu sendiri. Apapun yang akan kau lakukan di masa depan
nanti, membaca adalah kuncinya. Bahkan,
menjadi penulis sangat identik dengan membaca.
Dari membacalah semua passion-ku
untuk menulis keluar dan kutuangkan ke dokumen-dokumen Microsoft Word di laptopku.
Cobalah
untuk membaca. Kau tahu apa yang akan
terjadi selanjutnya? You’ll be addicted! Jika kau ingin melihat dunia, membacalah. Atau lebih baik, jika kau ingin dunia
melihatmu, menulislah. :)-AAz-
No comments:
Post a Comment