Tuesday, 2 May 2017

Letter to Her

hey.
it's been almost a year since the last time we met. how's life treating you? Hope you're fine wherever you are.
to you, who lives in the same town with me but seems like hundreds kilometers away, I miss you.
cliché, I know. but I really do.
I see your photos and you look happier with your new friends. oh, you are happier. I don't tell I'm not happy to see you happy, but frankly, missing you is just a waste of happiness. because when I realize I miss you, I'm sad. then I write like I do now.
I could have forgotten you just like you forget me, but those memories run around my head.
I could have been happier without you, but I just don't know how.
there's a lot of things I could've done, but without you is just not the same.
people say a friendship that ends actually never started. but I ignore it. I ignore it because I hope you would go back to me and sharing things like we used to do.
I ignore it until I realize, what I hope is just a wishful thinking.
were you there, actually?
did you care, frankly?

but indeed, forgetting me is not a big deal. I know it. send my love to your new friends.

sincerely, your highschool chair mate

[tulisan ini dibuat untuk menumpahkan perasaanku tentang kehilangan seorang teman. kehilangan karena dilupakan adalah hal terakhir yang mungkin ingin kaualami. namun aku sudah mengalaminya. dan kau tidak akan pernah mau membayangkan rasanya]

Friday, 12 August 2016

Pengalaman PPSMB 2016

Hello, there!

Setelah sebelumnya aku cuma menulis tentang yang galau-galau.. (halah!) akhirnya aku mencoba menceritakan sedikit pengalaman PPSMB UGM 2016. PPSMB adalah singkatan dari Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru, kalau secara umum mungkin orang lebih mengenalnya dengan nama OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus). Namun UGM memakai istilah PPSMB yang jauh dari perploncoan dan segala bentuk kekerasan. Cmiw!

Oke, jadi PPSMB 2016 sebenarnya sudah berakhir seminggu yang lalu, pelaksanaannya tanggal 1-6 Agustus 2016. Selama 6 hari itu isinya seru-seruan. Hari pertama, tentu saja ada opening ceremony PPSMB. Tokoh nasional yang hadir di opening ceremony tahun ini adalah Bapak Ganjar Pranowo, S.H. Salah satu tokoh terfavorit aku. :)) orasi Pak Ganjar pokoknya membakar kulit kita.... eh bukan, maksudnya membakar semangat kami semua. Kalau yang membakar kulit ya sinar matahari yang hari itu sedang panas-panasnya. :D
Selain orasi tokoh nasional, ada juga aksi terjun payung oleh Kamenwagama (Keluarga Alumni Resimen Mahasiswa Universitas Gadjah Mada). Kami sebagai maba-maba yang terlalu excited ini mengiringi aksi terjun payung itu dengan tepuk tangan meriah. Setelah selesai opening ceremony, kami berangkat (dengan jalan kaki) dari Lapangan Pancasila GSP ke Fakultas Biologi. Lumayan capek, lho. Tapi kami maba-maba yang kuat hahaha! Daaaan ketika kami sudah senang sampai di Fakultas Biologi, ternyata ruang kelasnya ada di lantai 3. :') lagi-lagi, kami maba yang kuat.
Di ruang 5 Fakultas Biologi ini, kami satu kelas adalah kelompok satu gugus, yaitu gugus Moeso Suryowinoto 3. Gugus Moeso 3 ini dipandu oleh kakak-kakak co-fasilitator yaitu Mas Prada dan Mbak Tiara. Co-fas berdua ini pokoknya paling seru! Kegiatan diawali dengan perkenalan. FYI, aku dari SMA Muhammadiyah yang sudah pasti teman-temannya beragama Islam semua, tapiii kali ini aku berkenalan dengan banyaak sekali teman dari berbeda agama, ras, suku, daerah asal, dan fakultas serta jurusan. Whoa, benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Di hari pertama, kami masih sering lupa siapa nama ini dan siapa nama itu, dari fakultas mana dan jurusan apa. Jadi setiap mau ngobrol ya berkenalan dulu. :)) materi di hari pertama diisi oleh Mas Prada dan Mbak Tiara, diselingi dengan games-games ice breaking yang seru. Games tersebut dimainkan ketika kakak co-fas mengerti kami sudah mulai mengantuk hihi. Hari pertama berjalan dengan lancaar.

Masuk ke hari kedua, kali ini kami langsung menuju Fakultas Biologi di kelas yang sama seperti hari pertama. Pagi-pagi pukul 06.30 WIB sudah banyak teman di kelas dan sudah mulai ramai berbincang, sudah mulai perlahan mengingat nama dan fakultas asal masing-masing. Sama seperti hari pertama, materi hari kedua masih diisi oleh kakak-kakak co-fas yang kece itu. Tapi hari kedua ini adalah hari terakhir Mbak Tiara jadi co-fas di kelas kami. :( maka jadilah kami berfoto bersama dulu.


Cmiw, ada bonus kakak koor tuh di samping Mas Prada. Yang aku lupa nama kakak koornya siapa, maafkan aku, Kakak. :|

Memasuki hari ketiga, kami mengikuti PPSMB di fakultas masing-masing. Nah, aku mengikuti PPSMB di Fakultas ISIPOL (Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Namanya PPSMB Society. Di sini aku bertemu teman baru lagi di kelompok yang baru pula. Aku anggota dari kelompok Dewi Sartika yang dipandu oleh Mas Maygsi dan Mbak Teya. Satu kelompok ada 18 orang, dari jurusan (sekarang disebut departemen) yang berbeda-beda, aku sendiri dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP). Ini nih kalau mau lihat rupa-rupa anggota kelompok Dewi Sartika.


 Sesampai kami di Fisipol, kami berkumpul di bawah pohon beringin besar. Semua kelompok membentuk lingkaran kecil lalu berlatih yel-yel dan jingle PPSMB Society. Lalu pada pukul 07.30 WIB kami check-in. Berbaris di depan salah satu anggota DPK (Dewan Pengawas Kegiatan) lalu memperagakan yel-yel kelompok serta jingle PPSMB Society. Kami juga mengumpulkan tugas yang sudah kami kerjakan. Psssttt.. seluruh tugas dalam PPSMB ini, baik tingkat universitas, fakultas, maupun departemen sudah melatih kami untuk selalu menggunakan sitasi dalam pengutipan. Maka jadilah kami selalu menggunakan sitasi, dalam obrolan di media sosial sekalipun! :D
Setelah check-in kami berkumpul di Selbar (Selasar Barat) dan melaksanakan pembukaan PPSMB Society. Ada sambutan dari Dekan Fisipol UGM, Bapak Erwan Agus Purwanto *Maaf, Bapak, aku tidak hafal gelarnya :(* Setelah pembukaan, kami melaksanakan FGD (Forum Group Discussion) mengenai kebebasan berekspresi. Lalu kami membuat poster untuk properti praktik politik praktis. Praktiknya dengan cara.... demo! Wow, kami menyampaikan aspirasi dengan berdemo di lingkungan sekeliling Fisipol. Seru, Fisipol bersatu tak bisa dikalahkan!

Memasuki hari keempat, masih PPSMB di fakultas Isipol, namun kali ini di departemen masing-masing. Di departemen MKP, nama kegiatannya adalah PPSMB Trade. Di PPSMB Trade ini aku adalah anggota kelompok 8 yang kami beri nama Herbert A. Simon, salah satu tokoh administrasi negara. Pemandunya adalah Mas Fanggi dan Mbak Tia. Kegiatannya hampir serupa dengan Society, yaitu FGD. Namun kali ini temanya adalah pasar tradisional dan pasar modern. Sebelum FGD, kami bermain games di beberapa stan yang diajag oleh panitia. Seru pokoknya, ada game rangking 1, ada estafet karet, ada memasukkan paku ke dalam botol secara berkelompok, dan lain-lain.
Singkat cerita, sewaktu kami sedang melaksanakan FGD, ada kejutan dari kakak divisi acara yang tiba-tiba mendobrak pintu dan mengamuk! Kami maba-maba yang polos ini agak ketakutan, apalagi ditambah kakak divisi Komdis (Komisi Disiplin) dan kakak dari divisi Humas yang turut memanaskan keadaan. Ya ampun, lalu kami semua disuruh keluar ruangan dan berkumpul di depan gedung. Kami duduk dan diam, menunduk, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lalu, Mas Jeremy dari divisi Komdis memegang kertas, isinya (katanya) rangkuman diskusi di FGD tadi. Lalu salah satu dari kami diminta untuk maju dan membacanya. Dan isinya adalah.... "Selamat! Kalian semua lulus PPSMB Departemen. Selamat datang di Keluarga Besar MKP." Huwaaaaa, lalu kakak panitia dari balkon lantai atas menembakkan confetti berkali-kali. Ternyata yang tadi itu hanya akting. :') sampai ada yang nangis, hahaha! Kakak panitianya sampai minta maaf deh. :))
Di hari keempat ini juga ada penutupan PPSMB Society, lho. Ada drama dari Teater Selasar Fisipol, ada juga bernyanyi supporteran bersama oleh Sospoligan. Seru!

Baiklah, ceritanya udah mau habis kok. Tenang. Sudah memasuki hari kelima dan keenam. Kali ini kami kembali ke Fakultas Biologi dengan gugus Moeso 3. Kami sudah semakin akrab. Materi yang disampaikan adalah materi softskills, yang menyampaikan adalah dosen dari Biologi, Bapak Bagus. Hari kelima sih cuma materi doang. Yang greget itu hari keenam, kenapa? Berhubung ini hari terakhir, tentu saja ada closing ceremony! Bukan ceremony-nya yang ditunggu, tapi formasi penutupannya. Tentu UGM sudah terkenal dengan formasi yang dibuat setiap tahun. Daaan apakah formasi PPSMB tahun 2016 ini?

Jeng jeeeeng! Yes! Lambang PBB atau United Nations ini adalah formasi PPSMB 2016. Seketika aku merasakan bangga yang maksimal dengan menjadi bagian dari formasi ini. :') eits, tidak hanya itu. Cuma satu formasi?

Tadaaaaa! Selain lambang PBB, kami juga membentuk formasi-formasi di tahun sebelumnya dari tahun 2012-2015. Seru sekali! Panas tidak terasa, yang kami rasakan hanyalah kebanggaan.

Sepertinya itu saja yang bisa aku ceritakan, semoga untuk adik-adik kelas di luar sana bisa menjadi bagian dari PPSMB 2017. See you! Bonus dari gugus Moeso 3 <3




Monday, 14 April 2014

Ketika Hati yang Berbicara

S
Aku Shena.  Perempuan yang mengaku tidak bisa lari dari masa lalu.  Dia cinta pertamaku dan hatiku masih memilihnya walau empat tahun telah berlalu.  Perpisahan setahun lalu yang membuat aku dan dia sekarang berada di kota yang berbeda malah memperburuk keadaan.  You know, jarak membuatku semakin rindu kepadanya.

R
Gue Rexy.  Lelaki yang tidak pernah melupakan cinta pertamanya.  Gue jatuh cinta sama dia sejak empat tahun yang lalu.  Sekarang dia sudah bukan di kota yang sama dengan gue lagi.  Dia lanjut sekolah di kota lain, ikut keluarganya.  Kadang gue kangen juga sama dia.

S
Tapi, aku berselisih pendapat dengan sahabatku—termasuk dia—dan membuat mereka membenciku.  Sudah setahun aku tidak berkomunikasi dengan mereka.  Dan aku merindukan mereka.  Tawa hingga tangis telah kulewati bersama mereka selama tiga tahun.  Bagaimana mungkin aku bisa melupakan?

R
Meskipun gue jatuh cinta sama dia empat tahun yang lalu, setahun yang lalu—tepatnya dua bulan sebelum kepindahannya, gue dan sahabat-sahabat gue—yang adalah sahabat dia juga jadi benci banget sama dia.  Pengkhianat.  Bermuka dua.  Tahunya menusuk sahabat sendiri dari belakang.  Gue benci dia, waktu itu.  Tapi kenapa sekarang semuanya berubah?

S
Di sini banyak sahabatku yang jauh lebih baik dari mereka, tetapi mereka punya arti dan tempat tersendiri di hatiku.  Terkadang aku teringat mereka dan aku menangis.  Apa rasa benci di dada sebegitu kuat sehingga membuat mereka menanyakan kabarku saja tidak sudi?  Aku tidak pernah mengemis maaf kepada mereka, aku hanya ingin sahabatku kembali.  Salahkah aku berharap?

R
Gue tidak bisa lupa sama dia.  Bagaimanapun, gue pernah sayang sama dia.  Ehm, atau mungkin masih sayang?  Gue belum bisa pastikan.  For God’s sake, dia cinta pertama gue.  Tapi berhubungan lagi sama dia, gue bisa ikutan dibenci sama sahabat gue yang lain.  Gue pengecut?  Iya.  Gue mengorbankan perasaan demi keadaan.

S
Rexy Ali Dinendra.  Dia (mantan) sahabat sekaligus cinta pertamaku.  Playlist lagu di ponselku yang selalu memutar lagu Raisa, atau James Arthur – Impossible bahkan mempunyai kekuatan untuk membuat airmataku menetes.  Itu lagu-lagu kesukaannya yang selalu dinyanyikannya di ruang kelas dulu.

R
Shena Kharissa.  Itu nama dia.  Cinta pertama gue.  Gue sering teringat dia kalau dengar sesuatu tentang Kota Yogyakarta, tempat dia berada sekarang.  Gue juga sering teringat dia sewaktu lagi makan bareng sahabat gue.  Dulu kalau makan bareng, dia selalu menumpuk piring kotor di meja, kebiasaannya di rumah yang sering membantu ibunya.  Lalu gue akan bilang, “Lo aja sekalian yang nyuci.  Biar makan gratis.” Detik berikutnya gue akan menjerit kesakitan karena rambut gue yang memang agak panjang ditarik sama dia.  Gue kangen momen bareng dia.

S
Apa yang lebih buruk daripada kehilanganmu, Rexy?  Aku harus merindukanmu diam-diam.  Aku membenci diriku sendiri yang masih sanggup mencintaimu sedalam ini, padahal kau membenciku setengah mati.  Kau, Rexy, yang selalu kudoakan ketika aku berbicara dengan Tuhan.  Kuharap kau baik-baik saja.  Berbahagialah.

R
Untuk Shena yang berkilometer jauhnya dari gue sekarang, gue minta maaf.  Gue tidak membenci lo lagi.  Tapi, gue belum cukup berani untuk hubungi lo.  Padahal gue kangen sama lo.  Gue kangen kita main bareng.  Sukses ya, lo di sana.  Lelaki Jogja banyak yang lebih baik daripada gue.  Gue selalu doain elo yang terbaik.

Dan mereka hanya bisa saling mendoakan, berharap takdir berbaik hati mempertemukan mereka lagi di ujung jalan.

-AAz-

Sunday, 13 April 2014

Perempuan yang Membaca

Pernahkah kau merasakan bagaimana jatuh cinta dengan perempuan yang membaca?  Cintailah perempuan yang membaca, yaitu perempuan dengan penuh imajinasi dalam pikirannya.  Tunjukkan kepadanya bahwa fantasinya tentang lelaki sempurna dalam buku-buku yang ia baca itu benar-benar ada.
Kau tahu bagaimana membahagiakan perempuan yang membaca?  Bahagiakan dia dengan menghadiahinya buku yang belum pernah ia baca pada saat hari istimewanya.  Dengarkan dia bercerita tentang buku yang baru saja dibacanya, tentang penulis favoritnya.  Beri dia secangkir teh hangat di depannya ketika ia sedang sibuk membaca.  Mungkin ia akan meminumnya pada saat teh hangat itu tidak hangat lagi, namun ia menyukai perlakuanmu yang menganggapnya istimewa.


Kau sudah pernah dibahagiakan oleh perempuan yang membaca?  Perempuan yang membaca selalu penuh kejutan.  Pada hari istimewamu, mungkin ia akan membaca sepanjang hari dan membuatmu merasa terlupakan.  Namun, kau tahu?  Di sela-sela ia membaca, ia menyiapkan makan malam untukmu.  Membuatmu tersenyum dan merasa dicintai.
Perempuan yang membaca akan setia kepadamu. Dia ingin mewujudkan akhir yang bahagia seperti pada buku-buku yang ia baca, dan mewujudkannya bersamamu.  Perempuan yang membaca tidak menuntut apa-apa kepadamu.  Hanya menginginkanmu berada di sampingnya, menjadi tempat bersandar yang nyaman baginya ketika ia membaca, hingga terlelap di dekapanmu dengan buku di pelukannya.
Cintailah perempuan yang membaca.  Kau bahkan bisa tahu isi hatinya dengan melihat buku yang dibacanya.

Jika ia sudah pergi nanti, susunlah buku-bukunya di rak dengan rapi.  Dia akan tersenyum bahagia melihatmu melakukannya.

-AAz-

Thursday, 20 February 2014

Hujan di Pertengahan September

Hujan, dan setiap rintiknya yang masih menyimpan namamu..

“Hari ini hujan turun, Lelakiku.  Semua masih sama, hanya saja… tidak ada kau.” Perempuan itu berkata di depan lelakinya.
“Hari ini 15 September.  Pertama kali kita bertemu, di bawah hujan.” Kata perempuan itu lagi.  Tetapi, lelakinya tetap diam.
“Kenangan tentangmu tersimpan rapi, Lelakiku.  Di sini.” Kata perempuan itu seraya menunjuk dadanya.

Hujan, dan aroma tanah setelahnya yang mengingatkanku akan hangatnya pelukmu..

“Aku menitip rindu untukmu pada hembusan angin, Lelakiku.  Dibisikkannyakah kepadamu?  Semoga saja.” Perempuan itu masih berbicara di depan lelakinya, walau hujan deras mendera dan lelakinya masih diam.
“Aku mencintaimu.  Aku mencintai kenangan tentang September.  Tentang hujan.  Tentangmu.” Perempuan itu menangis di depan lelakinya—di depan pusara lelakinya.  Perempuan itu beranjak menjauh, di tengah hujan.

#FiksiLaguku untuk @KampusFiksi, terinspirasi dari lagu Daughtry – September. :)

Monday, 17 February 2014

Waktu

Waktu
Pernah kau dengar nama itu?
Tidak asing pastinya
Tetapi, butuh orang yang benar-benar kehilangan untuk berurusan dengannya

Sekejam inikah tugas Sang Waktu?
Merampas kenangan-kenangan manis,
Menggoreskan luka di jiwa yang sepi



Semua tentang waktu
Semua tentang bagaimana kau menghargai kisah-kisah yang tercipta olehnya
Semua tentang bagaimana kau merelakan kisah yang dijadikannya kenangan

Semua yang muncul karenanya adalah apa yang akan dilenyapkannya

Waktu
Dialah alasan di balik semuanya
Suka, duka, kehilangan, kesepian
Jatuh cinta, patah hati
Gundah, damai
Kau hanya perlu mempelajari rasa apa lagi yang akan dihadirkannya untukmu esok

-AAz-

Tuesday, 28 January 2014

Semua Masih Di Sini

Di antara hari-hari yang terlewati tanpa hadirmu
sebenarnya masih ada bayangan tentang kita

Di antara luka-luka hati yang belum kering
sebenarnya masih ada rindu yang selalu tertuju pada hatimu

Di antara kenangan-kenangan yang hidup di kepalaku
sebenarnya begitu banyak yang telah mati, namun kuharapkan untuk bersemi kembali

Di antara rinai hujan yang mengetuk jendela kamarku
sebenarnya masih ada bisikan untuk kembali padamu
namun, aku tahu takdir kita belum menemukan kemungkinan untuk beriringan lagi

Di antara gelas-gelas kopi yang menemaniku
sebenarnya jejak kepergianmu masih jelas kuingat
dan selalu begitu

Di antara senja-senja yang menggelap
sebenarnya masih terpatri cahaya kedua bola matamu
mata yang selalu menatapku cerah
tatapan yang akan selalu kurindukan

Sebenarnya, semua masih di sini
Hanya saja, tanpamu mereka mati


-AAz-