Hujan, dan setiap
rintiknya yang masih menyimpan namamu..
“Hari ini hujan turun, Lelakiku. Semua masih sama, hanya saja… tidak ada kau.”
Perempuan itu berkata di depan lelakinya.
“Hari ini 15 September.
Pertama kali kita bertemu, di bawah hujan.” Kata perempuan itu
lagi. Tetapi, lelakinya tetap diam.
“Kenangan tentangmu tersimpan rapi, Lelakiku. Di sini.” Kata perempuan itu seraya menunjuk
dadanya.
Hujan, dan aroma tanah
setelahnya yang mengingatkanku akan hangatnya pelukmu..
“Aku menitip rindu untukmu pada hembusan angin,
Lelakiku. Dibisikkannyakah
kepadamu? Semoga saja.” Perempuan itu
masih berbicara di depan lelakinya, walau hujan deras mendera dan lelakinya
masih diam.
“Aku mencintaimu. Aku
mencintai kenangan tentang September.
Tentang hujan. Tentangmu.” Perempuan
itu menangis di depan lelakinya—di depan pusara lelakinya. Perempuan itu beranjak menjauh, di tengah
hujan.